Dari waktu ke waktu hari ke hari alam semakin menunjukan perubahan yang tidak bersahabat kepada dunia,terutama kepada manusia yang ada didalamnya.Bencana alam semakin akrab menyapa kita yang hidup.Dipenghujung tahun 2004 silam gempa berkekuatan besar yang disusul gelombang tsunami begitu membelalakkan mata.Sebuah peristiwa alam yang begitu dahsyat yang mampu meluluhlantakkan beberapa negara.Dan setelah itu meski peristiwa alam sebenarnya bukan hal baru,bencana lain seperti banjir,tanah longsor juga seakan terus menghampiri kita.
Dan yang baru saja terjadi di tahun 2011 ini adalah tsunami jepang yang terjadi ahir bulan maret lalu yang juga memakan ribuan korban.Peristiwa alam ini seakan terasa intensitasnya semakin sering terjadi.Tapi apakah semua peristiwa itu terjadi begitu saja tanpa ada penyebab? Apakah bencana alam tersebut merupakan sunnatulloh semata, dimana semuanya berubah dan terjadi sebagaimana alam menghendakinya.
Jika memang semua yang terjadi adalah murni kehendak alam,mengapa fakta berbicara lain? Sedikitnya penyebab banji dan tanah longsor adalahberasal dari illegal logging sampah yang menumpuk dan tak bisa diolah serta sejumlah penyebab lain yang tak kalah merusak.Belum lagi kabar tentang menipisnya lapisan ozon yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri.Firman Allah pun secara tegas mengatakan bahwa kerusakan yangterjadi dimuka bumi ini adalah benar akibat ulah jahil tangan manusia. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia,supaya Allah mersakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka,agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. (QS.Arrum:41)
Dari ayat tersebut,setidaknya ada dua hal yang perlu dicatat.Pertama,kebenaran bahwa manusia sebagai penyebab kerusakan di bumi ini bukanlah sekedar isapan jempol belaka.Padahal secara tegas dalam ayat-ayat lain,Allah telah melarang manusia untuk melakukan kerusakan tersebut.Maka sengaja Allah menjelaskan dalam rangkaian ayat tersebut sebuah peringatan kepada manusia agar mereka menyadari kekeliruannya.
Kedua,tugas manusia sebagai khalifah.Sejatinya hal itu tidak akan terjadi jika manusi kembali mengingaty fungsi dan tugasny sebagai khalifah di muka bumi.Status atau derajat yang paling tinggi yang diberikan Allah adalah amanah yang Allah berikan.Tentu saja hali ini telah di ukur dengan kadar kemampuan yang dimiliki,yakni akal dan bentuknya yang paling sempurna.Kendati demikian nyaris saja malaikat meragukan kesanggupan manusia melakukannya.Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 30.”Ingatlah ketika Tuhanmu barfirman kepada para malaikat,sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.Mereka bekata,mengapa Engkau jadikan khalifah di bumi itu orang-orang yang akan membuat kerusakan padanya dan saling menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,’sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Jika mengingat semua itu,tidakkah kita ingat bahwa tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini akan dipertanyakan-Nya kelak.Sebagaiman sang pemimpin yang selalu diungkit dan diberondong pertanggungjawabannya oleh rakyatnya di ahir jabatannya.Wallohu a’lam bisshowab.